Translate

Senin, 25 Maret 2019

KITA BEKERJA UNTUK SIAPA?

Ketika ibu-ibu kader PKK Kelurahan Tunjungsekar meluangkan waktunya untuk kegiatan rutin pertemuan bulanan di aula PKK sebagian perempuan lainnya sering nyinyir bahwa PKK adalah singkatan Perempuan Kurang Kerjaan. Bekerja bagi mereka yang nyinyir adalah  menghasilkan uang. Padahal mindset tersebut harus dibuang jauh, betul untuk memenuhi segala kebutuhan hidup memerlukan uang, tetapi uang bukan segalanya.

Ibu-ibu kader PKK disini bekerja dengan senang hati tanpa bayaran uang, bagi mereka silaturahmi akan memperluas rezeki dan menambah barokah usia dengan kesehatan yang mereka dapatkan.
Kita semua mempunyai tugas untuk menularkan pemahaman ini kepada anak cucu. Uang atau pendapatan adalah bonus kerja keras kita dalam usaha tenaga juga kekuatan rohani. Tidak ada gunanya setumpuk uang tanpa kemesraan kepada lingkungan sekitar handai taulan terlebih kepada sang pemilik kehidyupan. PKK mempunyai peran untuk kita tetap waras menjadi manusia sosial yang selalu akrab dengan sesama sehingga menularkan semangat hidup yang membuat kitatetap ceria dan bahagia. Oleh karena itu tetaplah bekerja dan selalu tanyakan kepada diri kita, kita bekerja untuk siapa? apakah untuk sekedar iseng atau untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidup semata, atau kita bekerja untuk tujuan lebih mulia  mencari Ridho Allah. Kalau sudah begini hakikatnya kita akan bahagia dunia dan akhirat.

Rabu, 13 Maret 2019

KADER BERPRESTASI DARI RW 1

Di RW 1 Kelurahan tunjung sekar terdapat salah satu Srikandi Tunjung sekar bernama Sri Wulandari , Ibu 2 anak ini kelahiran tahun 1973  , menikah dengan Bpk. Prayitno, Amd. yang merupakan staf  di kelurahan kauman.
Menjadi kader sejak 1998 , beliau sangat berperan dalam pembentukan awal dasa wisma di RW 1 , motivasi penggerak bu Wulan menggeliat saat 1993 ketika kelurahan Tunjungsekar dikategorikan sebagai desa tertinggal ( IDT = Impres Desa Tertinggal ) .
Bu wulan sangat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan , memotivasi warga untuk berkehidupan yang lebih baik . Perjuangan Bu wulan untuk melepaskan predikat desa tertinggal di sambut baik pihak kelurahan sehingga th 2002 di tunjuklah beliau menjadi ketua POKJA IV PKK tingkat kelurahan .
Beliau juga menginisiasi untuk mengikuti seluruh event yang di lakukan pemerintah Kota Malang.
Bu wulan berperan aktif dalam pembenahan administrasi kegiatan di PKK kelurahan Tunjung sekar sehingga pada th 2004 lolos seleksi tertip administrasi tingkat kota.
Tidak hanya sampai di situ pada tahun 2005 mewakili kota Malang dan mendapat juara 1 tingkat propinsi. Pada saat mewakili Propinsi Jawa Timur bersama kab. Lumajang dan Blitar dalam lomba HKG tingkat nasional kelurahan Tunjungsekar menyabet juara 1.
Berkat kegigihan dan perjuangan bu wulan Nama Kota Malang pun jadi terkenal dan menjadi ikon terbaik seindonesia perihal philantropy bersaing dengan kota Surabaya.
Akibat seorang Kader Posyandu bisa mengangkat nama Kota malang maka pemerintah kota malangpun menaruh perhatian pada seluruh kader posyandu se kota Malang denga memberikan uang transpot Rp10.000,-/perbulan yang di berikan tiap 4 bulan sekali . Bu Wulan di percaya sebagai salah satu PCL ( Petugas Cacah lapangan )  di th 2005 dan masih banyak lagi jabatan di organisasi kemasyarakatan lainnya.
Saat di tanya suka duka beliau sebagai seorang kader beliau menjawab " Hampir tidak ada dukanya sebab selalu di lakukan dengan enjoy karena hati yang ikhlas hanya berharap balasan pada ALLAH semata, akan menjadi kebahagiaan tersendiri apabila tetangga yang kita perjuangkan berhasil ".
Harapan beliau kedepan nya ada regenerasi kader untuk mengganti kader kader yang telah tua.